Jumat, 08 November 2013

Qisah Qur'an


BAB I
PENDAHULUAN
            Al-Qur’an adalah sumber hukum Islam yang paling sempurna. Di dalam Al-Qur’an terdapat pula kisah-kisah sebagai gambaran mengenai perjalanan dan perjuangan Islam di masa dahulu.
Kisah-kisah Al-Qur’an ini sangat penting untuk kita ketahui karena disitu terdapat faedah-faedah di dalamnya. Diantara faedah-faedah kisah-kisah di dalam Al-Qur’an adalah:
            Mejelaskan mengenai syariat-syariat yang dibawa oleh para Nabi terdahulu. Untuk lebih memperkuat dan meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya. Membuktikan kebenaran atas Nabi-nabi terdahulu.
Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentan hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebalum kitab itu diganti. Dan masih banyak lagi faedah-faedah yang lain dari kisah-kisah Al-Qur’an.
Maka dari itu penting bagi kita untuk mengetahui dan mempelajari mengenai kisah-kisah Al-Qur’an agar kita bisa lebih kuat dalam memperjuangkan agama Allah. Oleh sebab itu pula disusunlah makalah ini, semoga bermanfaat.













BAB II
PEMBAHASAN

KISAH-KISAH QUR’AN
A.    PENGERTIAN KISAH
Kisah berasal dari kata al-qassu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan:قَصَصْتُ أَثَرَهُ    , artinya: “saya mengikuti atau mencari jejaknya”. Kata al-qasas adalah bentuk masdar. Firman Allah:
tA$s%y7Ï9ºsŒ$tB$¨Zä.Æ÷ö7tR4#£s?ö$$sù#n?tã$yJÏdÍ$rO#uä$TÁ|Ás%
“Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula” (al-Kahfi [18]:64). Maksudnya, kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu datang. Dan firman-Nya melalui lisan ibu Musa:
ôMs9$s%ur¾ÏmÏG÷zT{ÏmÅ_Áè%(ôNuŽÝÇt7sù¾ÏmÎ/`tã5=ãZã_öNèdurŸwšcrããèô±o
“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya” (al-Qasas [28]:11). Maksudnya, ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya.

Qasas berarti berita yang berurutan. Firman Allah:
¨bÎ)#x»yduqßgs9ßÈ|Ás)ø9$#,ysø9$#4$tBurô`ÏB>m»s9Î)žwÎ)ª!$#4žcÎ)ur©!$#uqßgs9âƒÍyèø9$#ÞOŠÅ3ysø9$#
“Sesungguhnya Ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(Al-Imran [3]:62).
Dan firman-Nya:
ôs)s9šc%x.ÎûöNÎhÅÁ|Ás%×ouŽö9ÏãÍ<'rT[{É=»t6ø9F{$#3$tBtb%x.$ZVƒÏtn2uŽtIøÿãƒ`Å6»s9urt,ƒÏóÁs?Ï%©!$#tû÷üt/Ïm÷ƒytƒŸ@ÅÁøÿs?urÈe@à2&äóÓx«YèdurZpuH÷quur5Qöqs)Ïj9tbqãZÏB÷sãƒ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”(Yusuf [12]:111). Sedang al-qissah berarti urusan, berita, perkara dan keadaan.

Qasas Al-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Qur’an banyak mengandung ketertangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.

B.     MACAM-MACAM KISAH DALAM AL-QUR’AN
1.      Kisah para Nabi. Kisah ini mengandung dakwah mereka pada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan glongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa, Muhammad dan nabi-nabi serta rasul lainnya.
2.      Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya kisah orang yang keluar dari kampung halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mat, kisah Talut dan Jalut, dua orang putera Adam, penghuni gua, Zulkarnain, Karun, orang-orang yang menangkap ikan pada hari Sabtu (ashâbus sabti), Maryam, Ashâbul Ukhdûd, Ashabul Fîl dan lain-lain.
3.      Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah, seperti perang Badar dan perang Uhud dalam surah Ali ‘Imran, perang Hunain dan Tabuk dalam surah at-Taubah, perang Ahzab dalam surah al-Ahzab, hijrah, isra dan lain-lain.

C.     FAEDAH KISAH-KISAH QUR’AN
Kisah-kisah dalam Qur’an mempunyai banyak faedah. Berikut ini beberapa faedah terpenting di antaranya:
1.      Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa leh para nabi:
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” (al-Anbiya’ [21]:25).
2.      Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
“Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Hud [11]:120).
3.      Membenarkan nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan pennggalannya.
4.      Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentan hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5.      Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebalum kitab itu diganti. Misalnya firman Allah:
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’kub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: (Jika kamu mengatakan ada makanan sebelum Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah ia jika kamu orang-orang yang benar.” (Ali ‘Imran [3]:93).
6.      Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. Firman Allah:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf [12]:111).
D.    PENGULANGAN KISAH DAN HIKMAHNYA
Qur’an banyak mengandung berbagai kisah yang diungkapkan berulang-ulang diberbagai tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalam Qur’an dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Di satu tempat ada bagian-bagian yang didahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar, dan sebagainya. Di antara hikmahnya adalah:
1)      Menjelaskan ke-balâgah-an Qur’an dalam tingkat paling tinggi. Sebab di antara keistimewaan balagah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan kisah yang berulang itu dikemukakan di setiap tempat dengan uslub yang berbeda satu dengan yang lain serta dituangkan dalam pola yang berlainan pula, sehingga tidak membuat orang merasa bosan karenanya, bahkan dapat menmbah kedalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan di saat membacanya di tempat yang lain.
2)      Menunjukkan kehebatan mukjizat Qur’an. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susuna kalmat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan tantanga dahsyat dan bukti bahwa Qur’an itu datang dari Allah.

3)      Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu cara pengukuhan dan indikasi betapa besarnya perhatian. Misalnya kisah Musa dengan Firaun. Kisah ini menggambarkan secara sempurna pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebatilan. Dan sekalipun kisah itu sering diulang-ulang, tetapi pengulangannya tidak pernah terjadi dalam sebuah surah.
4)      Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya diterangkan disuatu tempat, karena hanya itulah yang diperlukan, sedang makna-makna lainnya dikemukakan ditempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.

E.     KISAH-KISAH DALAM QUR’AN ADALAH KENYATAAN, BUKAN KHAYALAN
Qur’an diturunkan dari sisi Yang Mahapandai, Mahabjaksana. Dalam berita-berita-Nya tidak ada kecuali yang sesuai dengan kenyataan. Apabila orang-orang terhormat di kalangan masyarakat enggan berkata dusta dan menganggapnya sebagai perbuatan hina paling buruk yang dapat merendahkan martabat kemanusiaan, maka bagaimana seorang yang berakal dapat menghubungkan kedustaan kepada kalam Yang Mahamulia dan Mahaagung?

Allah adalah Tuhan Yang Hak:
“(Kuasa Allah) yang demikianitu, adalahKarenaSesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang HaqdanSesungguhnyaapasaja yang merekaseruselaindari Allah, Itulah yang batil, danSesungguhnya Allah, dialah yang MahaTinggilagiMahabesar.” (al-Hajj [22]:62).

Dia mengutus Rasul-Nya dengan hak pula:
“Sesungguhnya kami mengutuskamudenganmembawakebenaran (hak) sebagaipembawaberitagembiradansebagaipemberiperingatan.” (Faathir [35]:24),

“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Quran) Itulah yang benar dan yang hak, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha mengetahui lagi Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Faathir [35]:31),

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhan-mu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) Karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (an-Nisaa’ [4]:170),

Dan Kami telahturunkankepadamu Al Quran denganmembawakebenaran (hak).” (al-Ma’idah [5]:48), dan

“Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu adalah benar.” (ar-Ra’d [13]:1).

Dan semua yang dikisahkan Allah dalam Qur’an adalah hak pula:

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya.” (al-Kahfi [18]:13), dan

“Kami membacakan kepadamu sebagian dari ksah Musa dan Firaun dengan benar (hak).” (al-Qasas [28]:3).

F.      PENGARUH KISAH-KISAH QUR’AN DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Tidak diragukan lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari dan menembus relung jiwa manusia dengan mudah. Segenap perasaan mengkuti alur kisah tersebut tanpa merasa jemu atau kesal, serta unsur-unsurnya dapat dijelajahi akal sehingga ia dapat memetik dari keindahan tamannya aneka ragam bunga dan buah-buahan.
Pelajaran yang disampaikan dengan metode talqîn dan ceramah akan menimbulkan kebosanan, bahkan tidak dapat diikuti sepenuhnya oleh generasi muda kecuali dengan sulit dan berat serta memerlukan waktu yang cukup lama pula. Oleh karena itu, maka uslub qasasi (narasi) sangat bermanfaat dan mengandung banyak faedah. Pada umumnya, anak-anak suka mendengarkan cerita-cerita, memperhatikan riwayat kisah, dan ingatannya segera menampung apa yang diriwayatkan kepadanya, kemudian ia menirukan dan mengisahkannya.
Fenomena fitrah kejiwaan ini sudah seharusnya dimanfaatkan oleh para pendidik dalam lapangan pendidikan, khususnya pendidikan agama yang meupakan inti pengajaran dan soko guru pendidikan.
Dalam kisah-kisah qur’aini terdapat lahan subur yang dapat membantu kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan membekali mereka dengan bekal kependidikan berupa peri hidup para nabi, berita-berita tentang umat dahulu, sunnatullah dalam kehidupan masyarakat dan hal ihwal bangsa-bangsa. Dan semua itu dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah qur’aini itu dengan uslub bahasa yang sesuai dengan tingkat nalar pelajar dalam segala tingkatan. Sejumlah kisah keagamaan yang disusun oleh Ustad Sayid Qutub dan Ustad as-Sahhar telah berhasil memerikan bekal bermanfaat dan berguna bagi anak-anak kita, dengan keberhasilan yang tiada bandingnya. Demikian pila al-Jarim telah menyajikan kisah-kisah qur’aini dengan gaya sastra yang indah dan tinggi, serta lebih banyak analisis mendalam. Alangkah baiknya andaikata orang lain pun mengikuti dan meneruskan metode pendidikan baik ini.

































BAB III
KESIMPULAN
Kisah berasal dari kata al-qassu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Dikatakan:قَصَصْتُ أَثَرَهُ    , artinya: “saya mengikuti atau mencari jejaknya”.
Macam-macam kisah dalamAl-Qur’an
-          Kisah para Nabi.
-          Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya
-          Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasulullah
Faedah-faedah kisah Qur’an
-          Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syari’at yang dibawa leh para nabi
-          Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah
-          Membenarkan nabi terdahulu
-          Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya
-          Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebalum kitab itu diganti
-          Kisah termasuk salah satu bentuk sastra
Sesungguhnya kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah benar.


















                                                                                                      
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna’ Khalil, 2011, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor, Litera AntarNusa Halim Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar